Rasulullah SAW bersabda, ‘‘Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai
Eufrat mengering dan menyingkapkan 'Gunung Emas' yang mendorong manusia
berperang. 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap
dari mereka berkata, ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap hidup’.’’
(HR Bukhari)
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah bersabda;
‘‘Sudah
dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu
ternampak perbendaharaan daripada emas, maka barang siapa yang hadir di
situ janganlah ia mengambil sesuatu pun daripada harta itu.’’ (HR
Bukhari Muslim)
Imam Bukhari juga meriwayatkan hadis lainnya, Rasulullah SAW bersabda;
‘‘Segera
Sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa
pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun
darinya.’’ (Imam Abu Dawud juga meriwayatkan hadis yang sama)
Dalam
hadis itu, Rasulullah pernah bersabda, bahwa sungai yang mengalir di
tiga negara besar, Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya nanti akan
menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas. Selain itu,
dalam kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, diungkapkan
bahwa keringnya sungai Eufrat merupakan saat datangnya Al-Mahdi sebagai
akhir zaman.
Hadis di atas membicarakan tentang Sungai Eufrat.
Dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Al-Furat atau air paling segar.
Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Eufrat
adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki.
‘‘Sungai itu
membelah pengunungan Toros, lalu melewati Suriah di kota Jarablus,
melewati Irak di kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di Al-Qurnah
yang bermuara di Teluk Arab,’’ ujar Dr Syauqi. Panjang sungai itu
mencapai 2.375 kilometer. Dua anak sungainya, yakni Al-Balikh dan
Al-Khabur sudah mengering.
***
Pada saat Nabi Muhammad
memprediksi masa depan Sungai Eufrat lewat sabdanya, wilayah subur di
daerah mediterania itu masih dikuasai oleh dua kekuatan besar, Persia
dan Bizantium. Sungai Eufrat adalah garis batas alami dari dua kerajaan
tersebut.
Selain berada di kawasan Suriah dan Iran, kekuasaan
Persia ternyata juga mencakup daerah Yaman hingga daerah disekitar Laut
Merah. Sedangkan Bizantium mencakup sebagian Suriah (bagian utara) dan
Turki hingga ke Eropa.
Seiring perkembangan zaman, dengan
kebangkitan Islam dan bersatunya daerah-daerah di Arab, dua kekuasaan
besar itu mau tidak mau menjadi terpengaruh. Islam menjadi kekuatan baru
dan mulai menunjukan taringnya pada masa Khalifah Abu Bakar.
Gesekan
pun mulai terjadi. Persia maupun Bizantium tidak bisa lagi menganggap
enteng kekuatan negara Islam. Kaisar Persia sempat mengirimkan pasukan
untuk menyerang Madinah. Bizantium juga menyerang kawasan utara
kekuasaan negara Islam, yang mengakibatkan terbunuhnya Jenderal Muslim,
Zaid bin Haris.
Pasukan Islam mulai menggenggam kemenangan pada
masa Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu, kekuatan negara Islam berada d
iatas dua kerajaan besar yang sudah ada sebelumnya itu. Selama 10
tahun, beragam pencapaian dalam dunia militer didapatkan.
Pergerakan
ke Suriah, negara yang dilintasi Sungai Eufrat, dimulai pada era Umar.
Sebagaian daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Bizantium akhirnya
berhasil ditaklukkan kekuatan pasukan Muslim.
Sementara itu,
Persia merasa khawatir. Mereka sudah kehilangan kekuatan pada kawasan
perbatasn di sebelah barat Sungai Eufrat. Bebeberapa peperangan pun
terjadi antara Kerajaan Persia dan pasukan Muslim. Pada akhirnya, Persia
berhasil tunduk di bawah kekuasaan pemerintahan Islam.
Wilayah
itu kemudian menjadi salah satu bagian penting bagi penyebaran agama dan
peradaban Islam di seluruh dunia. Penaklukan terhadap Persia inilah
yang juga menandai awal mula peradaban Islam di sisi sungai Eufrat.
***
Khalifah
Umar bin Khattab kemudian membentuk wilayah-wilayah administratif untuk
memudahkan proses pemerintahan. Beberapa wilayah itu adalah Makkah,
Madinah, Syuriah, Jazirah (wilayah diantara Sungai Tigris dan Eufrat di
Irak), Basrah, Khurasan, Azerbaizan, Persia, dan Mesir. Setiap gubernur
di tempatkan di daerah itu.
Mereka bertanggung jawab pada sang
Khalifah. Pada masa-masa inilah, agama Islam juga menjadi kuat di
daerah-daerah tersebut. Berkat kepemimpinan Umar, Islam sampai saat ini
masih menjadi ideologi dan peradaban penting di daerah sekitar Sungai
Eufrat. Namun dalam perkembangannya , apa yang telah disebutkan Nabi
Muhammad sepertinya mulai muncul.
Berbagai polemik soal
ketersediaan air dari sungai tersebut selalu mencuat di antara tiga
negara yang dilaluinya. Pembangunan DAM selalu menjadi permasalahan bagi
negara-negara tersebut. Pembuatan DAM di Turki berpengaruh pada debet
air yang mengalir di Suriah.
Pembuatan DAM di Suriah akan
mempengaruhi air yang sampai di Irak. Meskipun belum sampai pada tahap
peperangan, tetapi perdebatan soal air ini masih saja terjadi. Banyak
orang mulai khawatir, bahwa prediksi Nabi Muhammad pada akhirnya menjadi
kenyataan.
Tanda-tanda itu telah disebutkan dalam hadis di atas,
yakni Sungai Eufrat menjadi kering dan terjadi peperangan setelahnya.
Kekhawatiran ini tampak dari banyaknya laman-laman yang mengungkap
tanda-tanda akhir zaman terkait dengan keringnya sungai yang berakhir di
Teluk Persia itu.
Komentar
Posting Komentar