INI
TENTANG misi mereka 50 tahun yang akan datang. Sebuah misi jangka
panjang dengan perencanaan yang tidak tanggung-tanggung—Syi’ah segera
membumi hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah!
Perguliran revolusi
Syi’ah sebagai target yang paling utama. Segeralah Iran, sebagai basis
kekuatan Syi’ah membuat rancangan mautnya. Dimulai dari negara-negara
tetangga yang terdekat. Adalah Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, dan
negara kecil di pinggiran Selatan.
Dan inilah isi dokumen itu,
yang telah disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula
majalah-majalah di berbagai negara Ahlus Sunnah, termasuk diantaranya
Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.
Bila kita tidak mampu
untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim,
tidak diragukan lagi yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka
-yang telah tercemar budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita.
Alhamdulillah,
– berkat anugerah Allah dan pengorbanan para pengikut imam yang
pemberani – berdirilah sekarang di Iran, Negara Syi’ah Itsna Asyariyyah
(Syi’ah pengikut 12 Imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, – atas dasar petunjuk para pimpinan Syi’ah yang mulia –
kita mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan
revolusi.
Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah
pemerintahan yang berasaskan madzhab Syi’ah, disamping tugasnya
melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya. Maka wajib bagi
kita untuk menjadikan pengguliran revolusi sebagai target yang paling
utama.
Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia
saat ini dengan aturan UU antar negaranya, tidak mungkin bagi kita,
untuk menggulirkan revolusi ini, bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan
resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.
Karena
alasan ini, maka – setelah mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan
keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota -, kami menyusun
strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap
tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk menggulirkan Revolusi
Islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali
dunia Islam (dengan men-Syi’ah-kannya).
Karena bahaya
yang kita hadapi dari para pemimpin Wahabiah dan mereka yang berpaham
Ahlus Sunnah, jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang datang dari
manapun juga, baik dari Timur maupun Barat, karena orang-orang Wahabi
dan Ahlus Sunnah selalu menentang pergerakan kita. Merekalah musuh utama
Wilayatul Fakih dan para Imam yang ma’shum, bahkan mereka beranggapan
bahwa menjadikan faham Syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang
bertentangan dengan agama dan adat, dengan begitu berarti mereka telah
memecah dunia Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.
Atas dasar ini:
Kita
harus menambah kekuatan di daerah-daerah berpenduduk Ahlus Sunnah di
Iran, khususnya kota-kota perbatasan. Kita harus menambah masjid-masjid
dan Husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan
dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual Syi’ah.
Kita
juga harus menciptakan iklim yang kondusif, di kota-kota yang dihuni
oleh 90-100 persen penduduk Ahlus Sunnah, agar kita bisa mengirim dalam
jumlah besar kader-kader Syi’ah dari berbagai kota dan desa pedalaman,
ke daerah-daerah tersebut, untuk selamanya tinggal, kerja, dan bisnis di
sana.
Dan merupakan kewajiban negara dan instansinya,
untuk memberikan perlindungan langsung kepada mereka yang diutus untuk
menempati daerah itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya waktu, mereka
bisa merebut jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat pendidikan dan
layanan umum, yang masih di pegang oleh kaum Ahlus Sunnah.
Strategi
yang kami buat untuk pengguliran revolusi ini, – tidak seperti anggapan
banyak kalangan – akan membuahkan hasil, tanpa adanya kericuhan,
pertumpahan darah, atau bahkan perlawanan dari kekuatan terbesar dunia.
Sungguh dana besar yang kita habiskan untuk mendanai misi ini, tak akan
hilang tanpa timbal-balik. [islampos/akhirzaman/muslim.or.id]
Komentar
Posting Komentar