Amerika Serikat Mengutuk Presiden Mesir Mohammad Mursi

Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat sangat geram terhadap Presiden Mohammad Mursi, dan membuat pernyataan yang sangat keras, melalui Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, Amerika Serikat mengutuk Presiden Mohammad Mursi. Karena, pemimpin baru Mesir itu dituduh sebagai anti  Semit (Yahudi), Rabu.

Nampaknya hubungan antara Mesir dan Amerika Serikat akan merenggang, dan dapat menimbulkan perpecahan hubungan antara kedua negara. Padahal, rencananya Maret ini, Presiden Mesir Mohammad Mursi dijadwalkan akan berkunjung ke Washington melakukan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Mursi menampakkan jatidirinya sebagai pemimpin baru di Timur Tengah, yang mewakili kaum Islamis, dan berani bersikap tegas terkait dengan dukungannya terhadap rakyat Palestina dan para pejuang Suriah yang ingin menggulingkan rezim Bashar al-Assad. Mursi benar-benar berada dipanggung sejarah, ketika ia memegang kekuasaan, dan dapat mengarahkan kebijakan negaranya yang benar-benar membela kepentingan rakyat Palestina.

Sekarang, karena posisi Amerika Serikat yang terus-menerus membela Zionis-Israel, maka Mesir dengan Amerika Serikat akan mengalami perpecahan. Selama ini Mesir menjadi sekutu strategis sejak zamannya Anwar Sadat yang dilanjutkan oleh Presiden Mubarak. 

Selama lebih dari lima dekade, Mesir memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Amerika, dan Mesir menjadi "milestone" (tonggak), yang secara terus-menerus mewakili kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah, menghadapi musuh-musuh Zionis-Israel, dan sekarang Mesir dibawah Mursi, tidak lagi membela kepentingan Zionis-Israel.

Belum lama ini, Pemerintah Amerika Serikat mengutuk keras terhadap  komentar terhadap  orang-orang Yahudi. Presiden Mesir Mohammad Mursi  membuat pernyataan tiga tahun yang lalu,  ketika Mursi masih menjadi pemimpin Jamaah Ikhwanul Muslimin, dan Amerika Serikat menolak pernyataan Presiden Mursi.Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan kepada wartawan bahwa Mursi, dinilai menggunakan bahasa yang "sangat bermusuhan",  dan para pejabat Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan terhadap pemerintah Mesir mengenai pernyataan Mursi, tiga tahun lalu yang dinilai sangat bermusuhan terhadap rezim Zionis-Israel.Mursi yang menjadi seorang pemimpin politik Islam pada tahun 2010, menurut sebuah video yang diperoleh oleh New York Times, ia mendesak bangsa Mesir untuk "Anak-cucu dan keturunannya tetap memelihara kebencian" terhadap orang Yahudi dan Zionis. Mursi meminta kepada seluruh bangsa Mesir, selamanya tetap menjaga anak-anak dan cucu mereka, agar tetap menjaga permusuhan dan kebencian terhadap Yahudi dan Zionis.

Dalam wawancara televisi  Mohammad Mursi  menggambarkan Zionis sebagai "Para pengisap darah yang menyerang Palestina, para penghasut perang, keturunan kera dan babi," kata surat kabar New York Time."Kami benar-benar menolak laporan, seperti yang kita lakukan setiap bahasa yang mengandung kebencian agama," kata Carney ketika ditanya tentang komentar Mursi saat melakukan  briefing Gedung Putih.Carney meminta Mursi yang terpilih bulan Juni setelah revolusi rakyat yang berhasil menggulingkan penguasa lama Mesir Hosni Mubarak, Carney meminta Mursi  "membuat komitmen menghormati  semua golongan agama,  dan tidak menggunakan retorika yang menimbulkan permusuhan, dan sangat produktif bagi Mesir dalam membangun demokrasi", ujar Carney.Carney mencatat, bagaimanapun, bahwa Mursi, sebagai presiden, pernah bekerja dengan pemerintah Obama membantu menengahi konflik antara Zionis Israel-Hamas, dan berhasil menciptakan  gencatan senjata di Gaza akhir tahun lalu, dan Mursi berjanji menegakkan perjanjian damai Mesir dengan Israel, ujar Carney.Departemen Luar Negeri juru bicara Victoria Nuland mengatakan kepada wartawan: "Kami juga akan menilai Mursi sesuai dengan  apa yang dia katakan, dan kita berpikir Amerika Serikat harus menolak tegas pernyataan Presiden Mursi", ujar Carnye.Nampak kontroversi seputar pernyataan Presiden  Mursi terhadap orang-orang Yahudi bisa memicu ketegangan diplomatik dengan Washington. Titik perbedaan antara Mesir - Washington terletak pada posisi masing-masing, di mana Amerika Serikat telah mengekor kepada Zionis-Israel, sementara itu Mesir berdiri tegak dibelakang rakyat Palestina, khususnya dalam mewujudkan impian mereka mendapatkan kemerdekaan. Hakikatnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama awalnya memperlihatkan sikap yang sangat hati-hati dan waspada terhadap terhadap kemenangan Mohammad Mursi yang memegang pemerintah baru di Mesir. 

Mursi sangat menjadi persoalan yang serius bagi Amerika Serikat, di mana Mursi mewakili kelompok Islamis, yang sekarang berada di panggung politik di Timur Tengah, dan sikapnya sangat berbeda dengan Mubarak, yang jelas-jelas menjadi pendukung Zionis-Israel. Wallahu'alam. (voaislam)

Komentar