Salafi Mesir Menyatakan Perang Terhadap Kaum Oposisi Liberal

Cairo - Tindakan paling terkutuk kaum oposisi Mesir, yang terdiri kaum nasionalis, sekuler, dan liberal, mereka terus mengguncang pemerintahan Islamis Mesir yang dipimpin Presiden Mohammad Mursi.
Mereka dengan dukungan Zionis, Amerika Serikat, dan Iran berusaha menjatuhkan pemerintahan Presiden Mursi. Mereka tidak menginginkan pemerintahan Mursi terus berlanjut. Bahkan, mereka mendorong kaum militer mengambil alih kekuasaan kembali. Sesudah terjadinya kekacauan di Mesir.

Mereka kaum oposisi yang secara telak kalah dalam pemilu, sekarang mereka menggunakan cara-cara kotor dan destruktif dengan mengobarkan aksi-aksi jalanan, dan menggunakan kekerasan, dan terus menciptakan instabilitas politik dan keamanan di Mesir.

Kerusuhan yang hebat terus melanda di sejumlah wilayah di Mesir. Termasuk di Port Said, yang menewaskan lebih dari 70 orang, saat berlangsung bentrok antara kelompok-kelompok oposisi dengan aparat kepolisian Mesir.

Aksi mereka sekarang merembet ke ibukota Mesir, Cairo, dan melakukan aksi-aksi yang sangat anarkis, termasuk melakukan pembakaran terhadap gedung-gedung pemerintahan. Mereka dengan sangat emosi terus melakukan aksi jalanan dan pengrusakan terhadap sejumlah bangunan yang ada di pusat kota Cairo.

Kalangan Islamis yang terdiri dari Jamaah Ikhwanul Muslimin, Salafi, dan Jamaah Islamiyah di Mesir, yang sudah mengikuti cara-cara demokrasi, dan melalui sarana demokrasi, memenangkan pertarungan politik melawan kaum sekuler dan liberal itu, sekarang mereka justeru tidak mau menerima kekalahan yang mereka hadapi. 

Mereka menciptakan kakacauan politik di Mesir. Mereka sangat marah dengan perubahan konstitusi di Mesir, yang menjadikan Syariah Islam menjadi sumber hukum tertinggi undang-undang di Mesir. Di sinilah persoalan yang paling mendasar, mengapa mereka menolak pemerintahan Mursi, dan terus berusaha menggulingkannya.

Menghadapi situasi yang terus memburuk itu, seorang pemimpin terkemuka Salafi  dan mantan calon presiden Hazem Salah Abu Ismail memperingatkan bahwa Salafi akan menggunakan kekuatannya memerangi dan melakukan perlawanan secara total terhadap kaum oposisi. "Setiap upaya oleh kelompok-kelompok oposisi yang memaksakan kehendak dengan tujuan ingin mengembalikan pemerintahan kepada kekuasaan militer itu berarti mengajak perang", ungkapnya.

Kaum nasionalis, sekuler, dan liberal yang sudah berpuluh dekade menjadi anak emas rezim otoriter di bawah militer, dan mereka sangat menikmati kekuasaan militer. Mereka menjadi anak emas para rezim yang sangat tiranik. Ketika mereka mengalami kekalahan melalui demokrasi, dan mereka tidak mendapatkan kekuasaan, mereka berusaha mengguncang kekuasaan kaum Islamis di bawah Mursi. Mereka sekarang berjuang menjatuhkan pemerintah Mursi, dan bertujuan mengembalikan kepada kekuasaan militer.
Pernyataan Abu Ismail disampaikan melalui konferensi pers di Cairo, sesudah melihat situasi yang terus memanas, dan aksi-aksi kaum oposisi yang membahayakan negara. Jamaah Ikhawanul melalui Partai Kebebasan dan Keadilan, menyatakan akan membentuk pasukan keamanan yang akan menjaga dan melindungi seluruh fasilitas negara dari ancaman kaum oposisi, yang sengaja ingin terus menciptakan kekacauan di Mesir.
Abu Ismail menjelaskan bahwa pemerintah tidak harus tunduk di bawah tekanan oposisi. Pidato Abu Ismail merupakan sikap  terang-terangan yang melawan kepada kelompok Liberal yang membentuk Front Keselamatan Nasional, yang dipimpin oleh Mohammad el-Barady, seorang agen CIA.
Abu Ismail mengatakan hari ini bahwa pembakaran markas Polisi dan kantor Asosiasi Sepakbola Mesir  adalah bukti dari "skenario
kekuatan global untuk menyabot negara", tegasnya.
Tokoh Salafi yang berpengaruh, yaitu Abu Ismail Abu Hazem itu, menegaskan bahwa ada upaya yang sistematis, kekuatan global yang ingin menghancurkan hasil revolusi Arab, yang sekarang dimenangkan oleh kekuatan Islamis.

Kaum liberal tidak mau kehilangan kekuasaan, dan yang menjadi perpanjangan tangan Zionis, Amerika, dan Iran sekarang kehilangan pengaruh di dunia Arab, dan mereka menghancurkan negeri-negeri Muslim dengan kakacauan baru. (Voaislam)

Komentar