PADA
Bulan Maret 2011 adalah awal dari Demontrasi Damai di Suriah, di mana
Para Ulama mengatakan bahwa Demontrasi Damai Tidak melanggar syariat
(Tidak termasuk keluar dari Pemimpin yang sah), namun Pemerintah Suriah
Menghadapinya tidak dengan cara damai. Setahun lebih Demontrasi Rakyat
tersebut, lebih dari 1000 orang meninggal Dunia karena pemerintah
menghadapinya dengan kekerasan, hingga sekitar bulan Juni 2012 rakyat
Suriah membentuk Tentara Pembebasan Suriah (FSA) untuk melindungi diri
dari peluru-peluru Pemerintah yang tidak mengenal tempat, waktu dan
orang. Jadi, tidak benar yang mengatakan bahwa rakyat suriah yang
memulai perang, akan tetapi pemerintah lah yang memulai dan rakyat
Suriah perlu melindungi diri.
Tidak Semua Yang Anti Amerika bagian dari Islam, Sebagaimana Tidak Semua Bentuk Kerjasama Dengan Amerika Adalah Antek Barat
Adalah
keliru jika menganggab semua yang anti Amerika Serikat adalah bagian
dari Islam, banyak Negara di dunia ini yang anti Amerika sebut saja
seperti Kuba, Venezuela, atau Blok Sosialis seperti Rusia, Korea Utara,
Vietnam dan lain-lain. Mereka Anti Amerika Bukan karena Amerika memusuhi
Islam, bukan kerena Palestina di jajah Israel yang di dukung oleh
Amerika, tetapi kerena kepentingan mereka sendiri.
Sebagaimana
juga keliru jika menilai bahwa semua yang kerjasama dengan Amerika
adalah antek Amerika, khususnya kerjasama sebagian Negara Muslim dengan
AS dalam bidang tertentu, karena dalam Fiqh Islam sendiri diperbolehkan
mengadakan hubungan dengan Kafir Mu’ahad dan Kafir Zimmi dalam beberapa
bidang seperti perdagangan, dan dalam Fiqh Islam juga ada hal-hal yang
tidak boleh kerjasama antara Islam dengan mereka seperti kerjasama dalam
membuat senjata. Jadi, yang menjadi patokan di sini adalah Syariah
dalam Fiqh Islam, jika kerjasama dengan AS di perbolehkan oleh Syariah
dalam beberapa hal, silahkan.
Dan Pemerintah Suriah Sebelum
Revolusi yang anti AS sebenarnya bukan sepenuhnya karena membela Islam,
tetapi karena ikut kepada donaturnya yaitu Rusia yang memusuhi AS dari
dulu karena tidak sesuai dengan kepentingan Sosialis.
Revolusi di Tunisia, Mesir, Libya Dan Yaman Menguntungkan Islam
Mungkin
ada yang mengatakan sebenarnya Revolusi Arab sekarang adalah skenario
Yahudi untuk mengacaukan Islam. Tidak ada yang menafikan bahwa Yahudi
punya banyak skenario untuk menghilangkan Islam di dunia ini. Yang perlu
di garis bawahi di sini adalah siapa yang paling menguntungkan dalam
Revolusi Arab, maka jawabannya adalah Islam. di Mesir jelas yang untung
adalah Islam, di Libya Islam mulai bisa bernafas untuk mengatur Negara,
tidak penting kalau Perancis dan AS cuman bisa mengimpor sedikit dari
Minyak Libya selama Negara Libya seluruh keputusannya masih dari rakyat
Libya bukan dikte dari Negara Barat. di Tunisia Islam juga mulai bisa
menentukan kebijakan Negara, nilai-nilai Islam mulai masuk kedalam
Undang-Undang Negara. dan hal ini semua hampir mustahil terjadi sebelum
Revolusi Arab.
Yang Memimpin Suriah Sekarang Adalah Iran dan Rusia
Presiden
Suriah sekarang sebenarnya adalah Menteri Luar Negeri Rusia Sergie
Lavrov, atau Menteri Luar Negeri Iran (Syiah). Ini tidak berlebihan
karena realita juga demikian. Rusia sebagaimana di awal tadi anti AS
karena untuk kepentingannya sendiri, bukan karena Islam. maka tidak aneh
jika Rusia mempertahankan habis-habisan Suriah sebagai Negara Arab
terakhir yang sosialis, jika Suriah jatuh maka Rusia tidak punya
pengaruh lagi di Timur Tengah. tidak penting bagi Rusia walau berapa pun
jumlah rakyat Suriah Mati.
Di lain sisi, Iran juga demikian.
Tidak penting walaupun Suriah Hancur, yang penting Iran punya pengaruh
di Suriah sehingga bisa menjadi jembatan untuk selalu punya hubungan
dengan Syiah Hezbullah Lebanon. Dan jika Suriah jatuh maka petaka besar
bagi Iran. Jadi, yang membunuh rakyat suriah sekarang adalah Rusia dan
Iran. Namun sayangnya Presiden Suriah Basyar Asad rela membunuh rakyat
sendiri untuk kepentingan luar.
Barat Menungggu Cemas Jika Basyar Asad Jatuh
Negara
barat termasuk Amerika, dari awal revolusi Suriah tidak pernah jelas
apakah mendukung Revolusi rakyat Suriah atau mendukung Pemerintah
Suriah. Itu karena mereka kecolongan mendukung Revolusi Tunisia, Libya
dan Mesir dimana yang menguntungkan malah Islam bukan Sekuler.
Berkali-kali ingin mempersenjatai Tentara Oposisi tapi tidak pernah
mengirim senjata. Sebenarnya yang tersirat mereka lebih senang dengan
cara kepemimpinan sekuler ala Bashar Asad, walaupun dulu Suriah anti
barat, akan tetapi seperti di awal tadi, anti AS bukan sepenuhnya karena
Islam.
Dan itu lebih jelas ketika Ketua Persatuan Nasional Suriah
(oposisi) Syeik Muaz Khatib mengatakan bahwasanya Negara barat tidak
punya program jelas untuk Suriah. Yang Barat inginkan cuman dua yaitu
Suriah tetap di pimpin oleh Bashar Asad atau membiarkan Suriah perang
terus dengan tidak memberikan bantuan senjata pada tentara oposisi, agar
oposisi tidak bisa cepat meruntuhkan pemerintah Suriah sekarang.
Bersatu Mesir dengan Suriah Pintu Masuk Pembebasan Palestina.
Yang
sangat di takutkan oleh AS dan Israel adalah jatuhnya Pemerintah Suriah
sekarang, yang kemungkinan besar kepemimpinan Suriah kedepan akan di
ambil alih oleh kubu Islamis baik secara langsung ataupun bertahap
seperti di Mesir atau Tunisia. Sejarah mencatat ketika Shalahuddin
Al-Ayyubi menaklukan Palestina setelah sekian lama di bawah Tentara
Salib, tentara Shalahuddin ketika itu ada di Mesir dan ada di Syam
(Suriah, Jordan, Lebanon), Palestina di kepung, di blokade, kemudian
baru bisa di taklukkan. Maka dengan jatuhnya Suriah sekarang di bawah
kubu Islamis maka era blokade untuk penaklukan Palestina makin dekat.
Nas’alullah salamah
Komentar
Posting Komentar