MENGISI
kesenjangan spiritual di tanah air mereka yang sekuler, semakin banyak
warga Prancis yang memilih untuk masuk Islam, menjadi anti tesis dari
sikap bermusuhan pemerintah dan sebagian masyarakat Prancis terhadap
agama Islam.
“Fenomena mualaf meningkat secara signifikan dan
sangat mengesankan, terutama sejak tahun 2000,” kata Bernard Godard,
yang bertanggung jawab atas isu-isu agama di Kementerian Dalam Negeri
Prancis mengatakan kepada surat kabar New York Times pada hari Senin 4
Februari.
Estimasi menunjukkan bahwa sekitar 150 prosesi masuk Muslim diadakan setiap tahun di sebuah masjid di Créteil.
Meskipun
relatif kecil secara total jumlah penduduk di Prancis, jumlah warga
Prancis yang menjadi mualaf menyajikan tantangan bagi pemerintah Prancis
karena meningkatnya umat Islam dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir.
Menurut
Godard, dari enam juta Muslim yang diperkirakan ada di Prancis, sekitar
100.000 nya adalah mualaf, dibandingkan dengan sekitar 50.000 pada
tahun 1986.
Namun Asosiasi Muslim Pranics mengatakan jumlah itu lebih tinggi bahkan mencapai 200.000 mualaf.
Menyoroti
meningkatnya jumlah mualaf, banyak para pakar menyebut fenomen tersebut
sebagai perubahan besar dalam masuk Islamnya warga Prancis.
“Di
Marseille, di pantai selatan Prancis, jumlah mualaf telah meningkat
dengan kecepatan yang luar biasa dalam tiga tahun terakhir,” kata
Abderrahmane Ghoul, imam masjid Marseille dan presiden cabang lokal dari
Dewan Iman Muslim Prancis.
Ghoul menyatakan bahwa dirinya menandatangani sekitar 130 sertifikat mualaf pada tahun 2012 lalu.
Banyaknya
warga Prancis yang masuk Islam juga didorong oleh sekularisme resmi
yang ada di Prancis, yang pada akhirnya melahirkan kekosongan spiritual.
“Sekularisme telah menjadi antireligius,” kata Hassen Chalghoumi, imam di Drancy, pinggiran kota dekat Paris.
“Akibat
dari semua itu akhirnya menciptakan sebuah fenomena yang berlawanan.
Ini lah yang menyebabkan banyak warga Prancis menemukan Islam dan
akhirnya masuk Islam.” (Islampos)
Komentar
Posting Komentar