Pidato Assad Sebut Pejuang Suriah ‘Budak’ Barat Dan Ideologi Al-Qaidah Sumber Masalah

asPRESIDEN Suriah Bashar al-Assad dalam pidato langkanya hari Ahad ini (6/1/2013) mengecam kubu oposisi dengan meyebutnya sebagai “budak” dari Barat dan menyerukan segera diadakannya konferensi dialog nasional yang akan diikuti oleh referendum atas sebuah piagam nasional dan pemilihan parlemen.

Menguraikan rencana rekonsiliasi yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik 21 bulan Suriah yang menurut PBB telah menewaskan lebih dari 60.000 jiwa, Assad meminta kekuatan asing untuk mengakhiri dukungan mereka terhadap ‘pemberontak’ yang berusaha menggulingkan rezimnya.

“Negara-negara regional dan internasional harus menghentikan pendanaan kelompok bersenjata agar memungkinkan para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka,” kata Assad disambut tepuk tangan yang meriah dari kerumunan massa di dalam Pusat Kebudayaan dan Seni Dar al-Assad yang ada di Damaskus.

Menggambarkan oposisi yang didukung Barat sebagai “budak” dari kekuatan asing, ia mengakui bahwa Suriah berada dalam pergolakan “perang yang nyata”.

Pemerintah akan segera menguraikan rincian dari rencana transisi, katanya, sementara menekankan bahwa setiap resolusi harus murni dari rakyat Suriah dan diratifikasi oleh referendum, termasuk piagam yang disusun pada konferensi dialog nasional.

Setelah referendum, pemilihan anggota parlemen baru akan diselenggarakan, diikuti oleh pembentukan pemerintah baru, ujar Assad.

Dia mengatakan konflik Suriah tidak hanya antara pemerintah dan oposisi, tetapi antara “bangsa dan musuh-musuhnya.” “Satu hal yang pasti bahwa mereka yang kita hadapi saat ini adalah mereka yang membawa ideologi Al-Qaidah, mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa “teroris asing” berada di balik ‘pemberontakan’ di negaranya.

“Ada orang-orang yang berusaha untuk memecah belah Suriah dan melemahkannya,” tambah Assad.
Assad terakhir berbicara di depan umum pada tanggal 3 Juni lalu ketika ia pidato di parlemen di Damaskus. Pada bulan November ia memberikan wawancara kepada televisi Rusia di mana ia menolak anggapan ia akan pergi ke pengasingan, mengatakan ia akan “hidup dan mati” di Suriah.
Sejak itu dia tidak berkomentar tentang konflik yang telah menghancurkan negaranya.

Dalam pidatonya pada hari Ahad ini Assad menyerukan semua rakyat Suriah untuk bergabung bersama untuk membela negara.

“Setiap orang harus mempertahankannya … serangan terhadap seluruh bangsa … setiap warga negara yang sadar … dan menolak untuk bergabung dengan solusi yang membuat bangsa ini mundur,” tegasnya.

Presiden, yang dalam pidatonya sering terganggu oleh teriakan “Dengan jiwa kami dengan darah kami, kami mengorbankan diri untuk Anda ya Bashar” (Birruh, Biddam Nafdika Ya Bashar!!) menekankan dalam seluruh pidatonya bahwa rakyat Suriah harus memutuskan masa depan mereka sendiri.

Komentar