JAKARTA (voa-islam.com) -
Abdillah Onim adalah relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)
asal Indonesia yang menjadi saksi hidup keganasan Zionis Israel dalam
perang delapan hari pada pertengahan November 2012 lalu. Namun di balik
itu ia mendapatkan hikmah, diantaranya karomah yang terjadi di tengah
berkecamuknya perang.
Ia
menuturkan,bahwa rakyat Gaza sudah menderita sejak sebelum terjadinya
penyerangan Israel. “Sebelum perang itu saya juga melihat langsung
bagaimana penderitaan rakyat Gaza dan puncaknya itu perang delapan hari
kemarin,” kata Abdillah Onim kepada voa-islam.com, Jum’at (8/2/2013).
...saya juga melihat langsung bagaimana penderitaan rakyat Gaza dan puncaknya itu perang delapan hari
Kabar pembantaian Zionis Israel terhadap Muslim Gaza pun ia sebarkan lewat televisi, radio, media cetak dan online di tanah air lewat liputannya di tengah peperangan.
“Saya
waktu itu ada di jalur Gaza, kebetulan saya juga menjadi wartawan salah
satu televisi swasta di Indonesia, waktu itu saya sempat melakukan
liputan dan menyiarkan berbagai informasi kepada warga Indonesia melalui
televisi. Selain itu saya juga sempat on air di beberapa radio
dan mengirimkan berita ke beberapa media cetak dan online di
Indonesia,” tutur pria Indonesia pertama beristri Muslimah Palestina.
...sepertinya kehidupan saya bakal selesai ketika perang kemarin itu, tetapi Allah justru makin menjaga saya
Sebagai
manusia biasa, saat Zionis Israel gencar melakukan serangan ia pun
sempat merasakan bahwa ajalnya telah dekat. Keberadaannya di Gaza selama
bertahun-tahun membuatnya belajar dari Muslim Gaza tentang arti tawakal
yang sesungguhnya.
“Perasaan
saya, bahwa sepertinya kehidupan saya bakal selesai ketika perang
kemarin itu, tetapi Allah justru makin menjaga saya padahal bom dan
roket itu dimana-mana. Tetapi karena kita sudah terbiasa di sana dan
saya juga banyak belajar dengan warga Jalur Gaza. Dalam menghadapi
situasi dan kondisi perang, mereka sangat tawakal dan bejaga-jaga,”
jelasnya.
...Setelah perang delapan hari selesai, ia pulang ke rumah dan istrinya mengatakan; saudaramu dari mana yang mengantarkan kepada kita makanan setiap hari?
Hal yang
menarik dan semakin memperkokoh imannya adalah ketika teman-temannya di
Gaza bercerita tentang sebuah karomah atas salah seorang keluarga
mujahidin. Saat itu pertolongan Allah turun untuk membantu keluarga
mujahidin yang ditinggalkan karena harus pergi berjihad selama delapan
hari nonstop.
“Cerita
dari teman-teman ketika perang delapan hari kemarin, bantuan Allah itu
benar-benar turun. Ada salah seorang pejuang yang selama delapan hari
tidak pulang ke rumah untuk berjaga-jaga di perbatasan. Ia mengira jika
anak-anak dan istrinya itu mungkin sudah mati karena kelaparan. Setelah
perang delapan hari selesai, ia pulang ke rumah dan istrinya mengatakan;
saudaramu dari mana yang mengantarkan kepada kita makanan setiap hari?
Mereka pun menyimpulkan itulah bantuan Allah yang turun membantu rakyat
Gaza,” ungkapnya.
Peristiwa
tersebut membuat tekad Abdillah Onim semakin bulat untuk tetap tinggal
di Gaza, ia rela meski harus mengorbankan nyawanya demi membebaskan
Al-Aqsha dan membela Muslim Palestina dari kegasan Zionis Israel.(Voaislam)
Komentar
Posting Komentar