Begini Hasil Pindai Otak Pembunuh dan Pemerkosa


Foto: Begini Hasil Pindai Otak Pembunuh dan Pemerkosa 

 Frasa "otak jahat" tak hanya istilah, namun juga tampak dalam wujud nyata. Setidaknya, inilah yang terbaca dari penelitian Dr Gerhard Roth, seorang ahli saraf dan profesor di University of Bremen. 
Pada Daily Mail London, ia menyatakan, ditemukan sebuah massa gelap pada salah satu bagian saat orang-orang dengan catatan kriminal--termasuk pembunuh dan pemerkosa--dipindai otaknya. 

"Ketika Anda melihat scan otak pelaku kejahatan berat, selalu ditemukan bagian dengan warna lebih gelap di bagian bawah permukaan otak," kata Roth. "Ada kasus di mana seseorang menjadi pelaku kriminal sebagai akibat dari tumor atau cedera di daerah itu, dan setelah operasi untuk mengangkat tumornya itu, orang tersebut berperilaku normal kembali."

Roth tidak sendirian membeberkan teori bahwa scan otak dapat mengungkapkan kecenderungan psikopat seseorang. Kent Kiehl, profesor psikologi di University of New Mexico, membuktikan hal yang sama setelah melakukan pemindaian otak atas 2.000 narapidana di penjara-penjara di Wisconsin dan New Mexico.
Kiehl menemukan pola yang sama pada hasil scan otak mereka. "Jika Anda memiliki perilaku yang berbeda, Anda akan memiliki otak yang berbeda," katanya.
Kiehl mencatat peran gen MAOA dalam perilaku kekerasan. Dia mengatakan, jika seseorang memiliki gen dan berasal dari lingkungan yang stres, ia memiliki peningkatan risiko untuk melakukan tindak kekerasan. Gen dapat menyebabkan variabilitas dalam kepadatan materi abu-abu di beberapa bagian otak, yang merupakan faktor risiko untuk menjadi psikopat.
"Psikopati saat ini dianggap sebagai prediktor terbaik dari perilaku masa depan," kata Kiehl.
Roth setuju dengan pendapatnya. "Ketika saya akan melihat orang-orang muda, dan saya melihat ada gangguan perkembangan di otak bagian bawah, saya dapat memastikan bahwa 66 persen kemungkinan mereka akan menjadi pelaku kriminal pada masa mendatang," ujarnya. (tempo/7/2/13).

------------------------------------------------------------------------
DISKON BESAR BESARAN MEJA LAPTOP PORTABLE DI TOKO FB DARI Rp.180.000 SEKARANG Hanya Rp.165.000 STOK TERBATAS klik http://on.fb.me/XgS1JVFrasa "otak jahat" tak hanya istilah, namun juga tampak dalam wujud nyata. Setidaknya, inilah yang terbaca dari penelitian Dr Gerhard Roth, seorang ahli saraf dan profesor di University of Bremen.
Pada Daily Mail London, ia menyatakan, ditemukan sebuah massa gelap pada salah satu bagian saat orang-orang dengan catatan kriminal--termasuk pembunuh dan pemerkosa--dipindai otaknya.

 
"Ketika Anda melihat scan otak pelaku kejahatan berat, selalu ditemukan bagian dengan warna lebih gelap di bagian bawah permukaan otak," kata Roth. "Ada kasus di mana seseorang menjadi pelaku kriminal sebagai akibat dari tumor atau cedera di daerah itu, dan setelah operasi untuk mengangkat tumornya itu, orang tersebut berperilaku normal kembali."

Roth tidak sendirian membeberkan teori bahwa scan otak dapat mengungkapkan kecenderungan psikopat seseorang. Kent Kiehl, profesor psikologi di University of New Mexico, membuktikan hal yang sama setelah melakukan pemindaian otak atas 2.000 narapidana di penjara-penjara di Wisconsin dan New Mexico.

Kiehl menemukan pola yang sama pada hasil scan otak mereka. "Jika Anda memiliki perilaku yang berbeda, Anda akan memiliki otak yang berbeda," katanya.

Kiehl mencatat peran gen MAOA dalam perilaku kekerasan. Dia mengatakan, jika seseorang memiliki gen dan berasal dari lingkungan yang stres, ia memiliki peningkatan risiko untuk melakukan tindak kekerasan. Gen dapat menyebabkan variabilitas dalam kepadatan materi abu-abu di beberapa bagian otak, yang merupakan faktor risiko untuk menjadi psikopat.

"Psikopati saat ini dianggap sebagai prediktor terbaik dari perilaku masa depan," kata Kiehl.
Roth setuju dengan pendapatnya. "Ketika saya akan melihat orang-orang muda, dan saya melihat ada gangguan perkembangan di otak bagian bawah, saya dapat memastikan bahwa 66 persen kemungkinan mereka akan menjadi pelaku kriminal pada masa mendatang," ujarnya. (tempo).

Komentar