BERMODAL
gerakan yang kadang-kadang gak jelas dan gaya berpakaian yang memerkan
tubuh. Itulah fenomena boyband dan girlband yang terlihat ‘maksain
banget’. Boyband dan girlband, benar-benar melanda permusikan Indonesia.
Ramai-ramai pendatang baru bermunculan termasuk Coboy Junior, boyband
versi anak-anak .
Coboy Junior, ada yang perlu diperhatikan dari
boyband anak-anak ini, terutama dengan lagunya tentang cinta monyet.
Kamu buat aku tersipu,
buatku malu-malu,
saat bersamamu,
saat ku sapa dirimu.
Aku kok merinding buluku,
kok jadi gugup aku,
saat bersamamu,
saat kau senyum padaku.
Mungkin inilah rasanya,
rasa suka pada dirinya.
Sejak pertama aku bertanya,
facebook-mu apa nomermu berapa.
Mungkin inilah rasanya,
cinta pada pandang pertama.
Senyuman manismu itu,
buat aku dag dig dug melulu.
Nanti aku follow twitter-mu,
kan kutunggu retweet-mu,
agar aku tahu,
sukakah kamu kepadaku.
buatku malu-malu,
saat bersamamu,
saat ku sapa dirimu.
Aku kok merinding buluku,
kok jadi gugup aku,
saat bersamamu,
saat kau senyum padaku.
Mungkin inilah rasanya,
rasa suka pada dirinya.
Sejak pertama aku bertanya,
facebook-mu apa nomermu berapa.
Mungkin inilah rasanya,
cinta pada pandang pertama.
Senyuman manismu itu,
buat aku dag dig dug melulu.
Nanti aku follow twitter-mu,
kan kutunggu retweet-mu,
agar aku tahu,
sukakah kamu kepadaku.
back to Reff.
yeah cuma kamu cuma kamu yang bisa membuatku tidur tak tentu,
memikirkanmu pujaan hati oh kamu cantik sekali,
Oh Tuhan aku hanya ingin dia tahu,
kau lucu kau sangat lucu.
memikirkanmu pujaan hati oh kamu cantik sekali,
Oh Tuhan aku hanya ingin dia tahu,
kau lucu kau sangat lucu.
Beberapa
hal yang bisa kita kritisi dari lirik lagu ‘Kamu’. PERTAMA, meskipun
mungkin nyaris semua kita pernah mengalami cinta monyet saat SMP, tetapi
cinta monyet bukanlah cinta yang sesungguhnya. Lagu “Kamu” menyesatkan
anak-anak ABG, termasuk juga anak-anak di bawah 12 tahun, dengan
memberikan penggambaran cinta secara semu. Cinta bukanlah soal
tersipu-sipu malu, bukan pula soal merindingnya bulu kuduk saat bersama
seseorang yang kita cintai.
Cinta adalah soal tanggung jawab.
Cinta juga terkait dengan berkorban. Cinta adalah soal mengupayakan dia
yang kita cinta menjadi pribadi yang makin baik.
Mereka tidak
bisa mencintai dengan benar jika konsep mereka tentang cinta pun masih
semu. Apalagi jika mereka dibombardir oleh lagu-lagu cinta semu. Lalu
siapakah yang harus mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhnya?
Tentu saja para orangtua, dan juga para pendidik di sekolah. Bagaimana
mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhnya? Tentu saja dengan
teladan. Perbuatan, bukan hanya lewat perkataan.
Kedua, yang
ingin saya kritisi dari lagu Kamu adalah mengenai FB dan Twitter yang
mereka gunakan. Mesti sudah jamak anak-anak usia SD sudah memiliki akun
FB dan Twitter, tetapi pada prinsipnya kepemilikan akun-akun tersebut
dibuat dengan umur yang DIPALSUKAN, karena pada umumnya penyedia layanan
email seperti Yahoo, Gmail, dsb, mengharamkan anak-anak di bawah umur
17 tahun untuk memiliki akun email. Termasuk Facebook yang membatasi
hanya orang-orang yang berusia di atas 13 tahun yang boleh memiliki akun
FB.
Internet memang masih menjadi alat yang berguna dan
sekaligus juga berbahaya bagi anak-anak. Manfaat dari internet jika
digunakan dengan benar yaitu untuk mendapatkan ilmu, sudah tidak bisa
dibantah. 90 persen bahan dan informasi yang bermutu untuk mengembangkan
kreativitas dan wawasan, ada di internet.
Sayangnya akhir-akhir
ini lalu lintas penggunaan internet oleh anak-anak dan pelajar hanyalah
untuk games online, chating, Facebook, dan pelbagai situs sosial
lainnya. Dengan demikian dampak negatif dari penggunaan internet secara
salah pun tidak kalah berbahayanya. Ada sekitar 600 juta situs seks dan
pornografi yang mengintai anak-anak dan pelajar. Mayoritas pelajar
memanfaatkan waktu luangnya yang seharusnya bisa digunakan untuk
belajar, malah dihabiskan untuk bermain games, cari jodoh di situs-situs
sosial, bahkan mengakses gambar-gambar dan video porno.
Terkait
dengan uraian di atas, jelas sekali jika lirik ‘Kamu’ mengajarkan
pendengarnya bukan untuk belajar dengan rajin, tetapi untuk menunggu
dengan cemas retweet dari cinta monyetnya. Bukannya mengajarkan melatih
diri untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, tetapi malah
mengajarkan untuk memikirkan hal yang belum pantas dipikirkan anak-anak
pelajar, yaitu cinta kepada lawan jenis.
Siapa yang salah jika
kemudian pendengar boyband ini menjadi generasi yang tidak produktif di
kemudian hari? Produser Coboy Junior dan pencipta lagu jelas bersalah,
karena telah mempekerjakan anak di bawah umur, mendapatkan keuntungan
dari keempat anak ini, dan menjerumuskan penggemar-penggemar Coboy
Junior dengan pemahaman yang semu tentang cinta dan tentang kewajiban
mereka yang sesungguhnya. (Islampos)
Komentar
Posting Komentar