BEKASI Pendeta
dan Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Philadelphia
Jejalen Jaya Tambun Bekasi makin beringas dan anarkhis. Demi membangun
gereja liar menempuh cara licik dan anarkhis. Tak puas dengan menipu
tanda tangan warga, Pendeta HKBP dengan beringas melakukan tindakan
anarkhis dengan menganiaya ustadz, dengan tujuan untuk menaikkan nama
Yesus yang mereka anggap tuhan di seantero Bekasi. Ustadz yang dianggap
jadi penghalang mereka pukuli.
Biadabnya, jemaat HKBP yang juga menjabat
sebagai anggota Densus Antiteror berani memakai korp kepolisian untuk
meneror Ustadz saat kerjabakti di lahan musholla. Ustadz diteror dengan
ditodong pistol sembari mengancam: “Gua habisin semua!!
Inilah testimoni eksklusif Ustadz Abdul
Aziz kepada voa-islam.com tentang insiden teror yang dilakukan Ipda Domu
Samosir, seorang anggota Densus 88 Antiteror:
Seperti acara rutin sebelumnya, pagi
itu, Ahad tanggal 4 Maret 2012, warga desa Jejalen Jaya mengadakan
kerjabakti di lahan musholla warga, yang lokasinya tak jauh dari lahan
kosong milik HKBP yang akan dibangun gereja.
Saat
kerja bakti, warga menyalakan berbagai nasyid, shalawatan dan lagu-lagu
penyemangat kerja dengan memakai alat pengeras suara (sound system).
Sementara itu, di depan lahan kosong milik gereja, jemaat HKBP
menggelar kebaktian di pinggir jalan, dengan menyanyikan berbagai lagu
memuji Yesus berbahasa Batak, yang juga memakai pengeras suara.
Warga Muslim yang sedang kerjabakti di
musholla tak merespon suara keras HKBP meskipun lagu-lagu pujian yang
bertentangan dengan akidah Islam itu masuk ke telinga mereka. Namun
jemaat HKBP marah-marah mendengar nasyid dari lahan musholla.
“Seorang jemaat HKBP menghampiri saya
kemudian dia menanyakan status tanah tersebut. Kemudian saya jawab,
tanah tersebut sudah kami beli dan menjadi hak kami,” tutur Ustadz Abdul
Aziz kepada voa-islam.com di Sekretariat RW 10/II desa Jejalen Jaya.
Jemaat itu tak mau terima dengan
penjelasan Ustadz Abdul Aziz. Ia membalas dengan nada emosi: “Barang luh
jangan sampai ke tempat gua!” bentaknya, meminta agar sound system milik
musholla dipindahkan ke tempat lain.
Tak gentar, Ustadz Abdul Aziz menjawab
dengan nada datar. “Maaf Pak. Bapak lihat sendiri ada nggak barang saya
di tempat Bapak?” jawabnya dengan bijak.
Sang jemaat HKBP makin emosi dan membentak untuk kedua kali. “Saya cuma memperingatkan, tahu!”
Tak mau terpancing, Ustadz Abdul Aziz menjawab dengan suara kalem. “Bapak boleh peringatkan kami, kalau kami sudah melanggar.”
Melihat lawan bicaranya tak gentar dan
tak terpancing, sang jemaat HKBP tak bisa lagi menahan emosinya. Dia pun
mengeluarkan pistol sembari menodongkan senjata dan berteriak mengancam
ustadz. “Gua habisin semua!”
“Maksud kata ‘semua’ ini adalah semua umat Islam yang ada di situ mau dihabisin,” jelas Ustadz Abdul Aziz.
Saat situasi memanas, warga segera
melerai. Pendeta Palti Panjaitan juga turut berusaha mendinginkan
suasana, tapi Domu Samosir mengacungkan pistolnya.
Setelah situasi reda, Ustadz Abdul Aziz
dan para pengurus Forum Komunikasi Umat Islam (FKUI) Jejalen Jaya
melapor kepada Bimas Pol yang saat itu sedang apel siaga jelang Pilkada
Kabupaten Bekasi.
“Saya memberikan laporan bahwa ada
jemaat HKBP yang menodongkan pistol kepada saya. kemudian saya minta
diproses. Pak camat dan pak Kapolres datang lalu saya laporkan secara
lisan,” papar Abdul Aziz.
Setelah diusut, ternyata jemaat HKBP
yang melakukan kebaktian sambil membawa pistol untuk meneror Ustadz
Abdul Aziz itu adalah seorang anggota Densus 88 Antiteror. “Kemudian
Jemaat HKBP itu dipanggil dan ditanya-tanya, baru ketahuan kalau dia
adalah Ipda Domu Samosir, anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri,”
jelas Abdul Aziz. “Saya menindaklanjuti laporan ke Polsek Tambun Selatan
lalu diteruskan ke Polres Kabupaten Bekasi pada tanggal 7 Maret 2012,”
pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan voa-islam.com
terdahulu, kasus penolakan berdirinya Gereja HKBP Philadelphia ini
dilakukan oleh warga sejak tahun 2009. Warga menolak keberadaan gereja
Batak ini karena proses awalnya dilakukan dengan tipuan tanda tangan
warga. Warga diminta tanda tangan diatas kertas dengan blangko kosong
dan menyerahkan photo copy KTP. Katanya untuk mendapatkan bantuan dana
BLT (bantuan langsung tunai), tapi disalahgunakan sebagai berkas
mengurus perizinan pendirian Gereja.
Merasa dibohongi dan dibodohi oleh oknum
HKBP, 256 warga yang menandatangi blangko tersebut telah melayangkan
surat pernyataan mencabut tanda-tangan blangko yang disalahgunakan
tersebut.
Mendapat penolakan warga, jemaat dan
pendeta HKBP makin nekad dan menghalkan segala cara untuk bisa membangun
gereja, antara lain dengan tindakan anarkis. Tindakan kekerasan terbaru
dilakukan Pendeta HKBP Palti Hatoguan Panjaitan dengan menganiaya
Ustadz Abdul Aziz tepat pada malam Natal, Senin malam (24/12/2012) di RT
o1/RW 04 desa Jejalen Jaya, Tambun Kabupaten Bekasi, sekitar 200 meter
dari lahan kosong milik HKBP Philadelphia. Disaksikan ribuan mata, di
antaranya Kapolsek Tambun Selatan Kompol Andri Ananta, anggota provos
dan puluhan personel, Pendeta Palti berani memukuli Ustadz Abdul Aziz.
Dengan teriakan premanisme “Bangsat
lu!!” Pendeta Palti mengumbar amarahnya saat memukuli ustadz di hadapan
jemaat HKBP dari luar desa Jejalen Jaya disaksikan ratusan warga
Jejalen. Entah di mana slogan kasih yang selama ini digembor-gemborkan
para pendeta? [Voaislam]
Komentar
Posting Komentar